Rabu, 31 Agustus 2011

Kutub Utara Mencair

             Es Kutub Utara mencair, begitulah headline saya baca di blog Witular tadi. Headline yang mengejutkan, berisi berita yang nyaris mustahil, karena di wilayah yang katanya wilayah es abadi – bisa cair juga esnya.
Ini membuktikan betapa panasnya suhu bumi kita, akibat pemanasan global. Belum lagi kemunculan matahari baru (matahari kembar) yang jika di fikir dengan logika saya yang bodoh ini: Satu matahari aja sudah panas begini, gimana kalau dua? Asstagfirullah.
                Entah, karena media informasi sudah semakin maju dan pesat, ataukah memang sekarang adalah zamannya kejadian-kejadian luar biasa terjadi. Karena hampir setiap hari saya menemukan headline yang “mengerikan” berkenaan alam maupun tata surya.
             Kenapa saya sebut “Entah” di paragraf sebelumnya?  Karena dulu – setidaknya 5 atau 10 tahun lalu – kita tidak atau sangat jarang mendapati berita serupa, paling-paling berita yang fenomenal saat itu mengenai Gerhana Matahari dan Bulan. Namun sekarang ini, teramat sering, juga mengejutkan bahkan tidak jarang membuat hati ciut saat membacanya.
             Karenanya bermunculanlah opini dan premis bahwa KIAMAT SUDAH DEKAT dimana-mana sebagai dampak logis. Manusia (saya juga) khawatir dan takut, apakah benar semua ini sebagai tanda-tanda kiamat Kubro? Allahu A’llam Bissawab. Tentu jawaban itulah yang seyogyanya keluar dari lisan seorang Muslim.
             Tapi itulah kita, manusia, takut dan tidak mau terkena bencana NAMUN seringkali (mungkin juga selalu) tidak perduli terhadap kesehatan dan keseimbangan alam – tidak semua manusia seperti ini – Insya Allah minoritas dalam jumlah.
             Pernahkah kita perduli pada alam? Pernahkah kita menanam pohon, membersihkan sungai, kali dan got? Pernahkah kita tidak membuang sampah sembarangan, dan perbuatan-perbuatan lain yang dapat mencegah datangnya bencana dan “memulihkan” kesehatan dan keseimbangan alam tempat kita NUMPANG hidup ini?
            Jika anda juga saya banyak TIDAK PERNAHNYA dibanding PERNAHNYA, maka janganlah ketakutan akan datangnya bencana toh kita-kita adalah para kontributor rusaknya alam ini – terlepas dari besar kecilnya – sebagai perusak atau setidaknya sebagai pihak yang tidak perduli maka inilah konsekuensi riil.
            Daripada ketakutan yang lagi-lagi dapat merugikan kejiwaan anda, sebaiknya bertindak untuk alam kita, apakah tindakannya? Anda sudah tahu, ditambah (ini yang utama) banyak-banyak beribadah dan berdoa agar tidak terjadi lagi bencana dan memohon kepada ALLAH Tuhan Semesta Alam agar memulihkan bumi ini dan menyadarkan banyak manusia.


ShoutMix chat widget