Kamis, 01 September 2011
Badai Matahari
Washington (ANTARA News) - Suar (debu) surya yang tidak lazim yang telah diamati observatorium ruang angkasa NASA, Rabu WIB, bisa menyebabkan gangguan pada satelit komunikasi dan energi di Bumi selama beberapa hari ke depan atau lebih.Ledakan keras dari Matahari telah melepaskan badai radiasi pada tingkat yang tidak pernah disaksikan sejak 2006, dan kemungkinan akan mengantar pada aktivitas badai geomagnetik, Rabu waktu AS atau Kamis WIB esok, demikian National Weather Service seperti dikutip AFP."Yang satu ini sedikit dramatis," kata Bill Murtagh, koordinator program di Pusat Peramalan Cuaca Ruang Angkasa NWS seraya menggambarkan surya suar M-2 (berukuran medium) yang memuncak pada pukul 1.41 pagi waktu Amerika Serikat bagian timur atau 05.41 GMT.
" Kami melihat suar awal muncul dan itu tidak sebesar itu tetapi kemudian muncul erupsi yang berkaitan dengan itu -- kami mendapat radiasi partikel energi yang mengalir masuk dan kami mendapati injeksi massa korona yang besar," kata dia."Anda bisa melihat semua material meledak dari Matahari sehingga cukup luar biasa untuk dilihat."Observatorium dinamika Matahari milik NASA yang diluncurkan tahun lalu dan menghasilkan gambar-gambar dan video berdefinisi tinggi mengenai peristiwa itu, digambarkan sebagai "mengagumkan secara visual," tetapi ditegaskan bahwa karena erupsi tidak secara langsung mengarah ke Bumi, maka pengaruhnya diharapkan tetap "agak kecil.""Partikel-partikel awan besar membesar dan jatuh kembali seolah menutupi satu area hampir separuh dari permukaan Matahari," kata NASA dalam satu pernyataan.Murtagh mengatakan para analis cuaca ruang angkasa melihat dengan teliti untuk melihat apakah peristiwa itu akan menyebabkan benturan medan magnet Matahari dan Bumi yang jauhnya kira-kira 93 juta mil (150 juta kilometer).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar