Kamis, 01 September 2011

Bumi akan terbelah

BUMI AKAN TERBELAH, CERMATI GEMPA DAN VULKANIK AKHIR AKHIR INI..


Tidak bisa kita bayangkan....
Bumi terbelah, aliran inti panas dalam bumi yang berupa cairan keluar melalui tumbukan lempeng bumi yang akhir-akhir ini frekuensinya terdeteksi tehnologi manusia. Setidaknya kekhawatiran ini juga terindikasi dari sikap para ilmuwan dalam meneliti efek-efek yang ditimbulkan pasca gempa yang terjadi di berbagai belahan di dunia ini. Seperti halnya Tsunami Aceh 2004, Gempa Haiti, sampai keluarnya asap dari gunung Eyjafjallajokul yang sangat mengganggu penerbangan di Eropa.
Meski para peneliti mengatakan temuan ini digunakan untuk mitigasi bencana pasca gempa, namun sepertinya mereka melakukannya untuk mengetahui apakah dengan tumbukan ini muncul lubang/celah dalam bumi yang membuat keluarnya cairan panas yang terdapat dalam inti bumi. Cirinya adalah meningkatnya aktifitas gunung berapi, atau gunung yang sudah mati bisa aktif kembali.


" Terdapat perbedaan pandangan ilmuwan tentang Terbelahnya Bumi..."

Pada tanggal 16 Juni 2010 kemarin, dalam Jurnal Nature diterbitkan hasil temuan tentang penjelasan kenapa jutaan tahun yang lalu, gunung-gunung berapi meletus di berbagai belahan dunia.
54 juta tahun yang lalu, Amerika Utara masih menyatu dengan Eropa, hingga terjadilah letusan gunung yang sangat dahsyat pada celah lapisan bumi antara keduanya. Sementara itu, 63 juta tahun yang lalu , India memisahkan diri dari Seychelles.
Ilmuwan berpendapat bahwa ketika terjadi gempa maka akan ada loncatan batu panas dari dalam bumi mencuat ke permukaan dan menyebabkan aktifitas gunung berapi meningkat. Sebelumnya, para ilmuwan percaya bahwa suhu di bawah lapisan bumi yang retak itu sangat berpegaruh besar dengan aktifitas letusan gunung berapi. Karena terdapat ledakan/tekanan yang sangat dahsyat dari lapisan yang panas dan meleleh dan bergerak ke permukaan. 

Studi baru menunjukkan  :
Dr. Jenny Collier dari Departemen Ilmu Bumi dan Rekayasa Imperial College, London mengatakan, " Kepunahan Masal, Pembentukan benua Baru dan perubahan iklim global adalah beberapa efek yang dapat terjadi bila plat bumi pecah dan menyebabkan letusan gunung berapi super (dahsyat)."
Dr. John Armitage, penulis utama jurnal dari Departemen yang sama dengan Dr.Jenny, studi ini adalah membantu untuk melihat sejarah keretakan ini sangat penting untuk menentukan tingkat kegiatan vulkanik saat gempa terjadi atau beberapa waktu setelah gempa.

Untuk kepentingan ini, tim peneliti sampai menyelam ke dasar laut di Samudera Hindia Utara untuk meneliti jenis batuan yang ada disana dan juga di lepas pantai Amerika Selatan.
Harapan mereka adalah mereka bisa mengetahui bagaimana Benua Afrika dapat terbelah jutaan tahun lalu. Berdasarkan jenis batuan yang diteliti, mereka menemukan bahwa batuan tersebut bukan berasal dari letusan gunung berapi, dan ini malah membuat mereka berkesimpulan bahwa gempa tidak meningkatkan letusan gunung berapi. Aneh memang....


Sementara itu, para ilmuwan di Oxford University melihat studi dan bukti baru bahwa gempa bisa memicu peningkatan aktivitas di dekat gunung berapi.
Ini seperti juga yang terjadi di Indonesia, pasca gempa dan Tsunami di Aceh kemudian Gempa di Bantul,Yogya tiba-tiba sejumlah gunung bergetar, termasuk gunung Merapi. Bahkan di Jawa Tengah, warga cemas karena gunung Slamet pun ikut-ikutan bergetar.
Sebastian Watt, mahasiswa D Phil di departemen Geologi Oxford menjelaskan bahwa setelah gempa, terjadi letusan gunung berapi pada jarak sekian dari daerah gempa pada beberapa waktu ( lama waktu) tertentu. Sebastian sebelumnya memeriksa gempa dan letusan bumi di Chili, dimana pada tahun 1853, Charles Darwin pertama kali berspekulasi hubungan antara gempa dan letusan gunung dengan analisis yang cermat, bahwa ditemukan aktivitas vulkanik meningkat selama sekitar satu tahun setelah setiap gemba bumi yang sangat besar di Chili selatan selama 150 tahun terakhir dan Gunung yang terpengaruh adalah yang berjarak 500 kilometer dari pusat Gempa.
Gempa besar di Chili (yang tercatat sejarah) terjadi pada tahun 1906 dan 1960 diikuti dengan 6 - 7 letusan gunung berapi yang meletus setiap tahunnya.

Melihat pada gempa yang terjadi continue di Indonesia dan juga di belahan dunia lain maka sepertinya masuk akal jika semakin banyak gunung berapi yang meningkat aktifitas vulkaniknya dan siapa yang meletus terlebih dahulu. Mungkin Eyjafjallajokul sebagai contoh yang pertama, namun bisa juga gunung Merapi, atau apakah Gunung Slamet, atau apakah gunung - gunung dalam radius 500 kilometer sekitar Kuningan yang habis diguncang gempa kemarin.
Kemungkinan, pengaruh aktifitas matahari dalam siklusnya ,juga berpengaruh terhadap pergeseran lempeng-lempeng bumi, dimana secara teori dikatakan aktifitas badai di matahari menyebabkan terjadinya perubahan medan magnet bumi dan mengusik struktur inti bumi serta menyebabkan perubahan iklim yang tidak biasanya.
Bisa saja, Bumi siap-siap Terbelah seperti 54-63 juta tahun lalu, saat Amerika utara berpisah dengan Eropa dan India bercerai dengan Cheyselle. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


ShoutMix chat widget